Asisten pelatih Persija Jakarta, Blitz Tarigan,
kecewa dengan hasil yang diraih Persija di laga kontra Persipura di
Stadion Mandala, Jayapura, Selasa (2/4). Kekalahan 0-1, yang kian
memperpanjang catatan hasil buruk setelah menundukan Persita Tangerang
1-0, 26 Februari lalu, menjadi sebabnya.
Sebelum menghadapi Persipura, Persija sendiri telah mengalami empat
kekalahan secara beruntun. Terakhir, kala dijamu Persiwa Wamena, skuad
berjuluk Macan Kemayoran takluk 0-2.
“Dari sisi permainan, padahal kami bermain baik sepanjang babak
pertama hingga babak kedua. Kami tidak menargetkan hasil yang
muluk-muluk dalam pertandingan kali ini, hasil imbang bukan menjadi
target kami, target kami pada pertandingan kali ini adalah meraih
kemenangan, namun lagi-lagi kami kalah dalam tur Papua,” kata Blitz
Tarigan seperti dikutip dari laman PT Liga Indonesia.
Namun, Blitz Tarigan masih bisa sedikit memaklumi. Penampilan serta skuad mumpuni Persipura, menjadi alasannya.
“Persipura bermain cukup bagus, saya salut terhadap tim ini. Setiap
tahun selalu melahirkan bibit-bibit muda yang handal dan berkualitas,
semua ini berkat dari tangan dingin pelatih Jacksen Tiago,” jelasnya.
Bagi Persija, kekalahan ini sekaligus membuat posisi di papan
klasemen menjadi sangat memperihatinkan. Kini, Persija memiliki torehan
yang serupa dengan tim penghuni dasar klasemen Persidafon, baik untuk
catatab kemenangan, seri, kekalahan, juga gol memasukan dan kemasukan.
Selanjutnya, Persija akan melakoni dua laga kandang, masing-masing
melawan Persiram (6/4) dan Persidafon (13/4). Kemenangan tentu akan
menjadi target guna mengkatrol posisi dari zona degradasi.
Cari Blog Ini
Selasa, 02 April 2013
Senin, 01 April 2013
“Saya Adalah Generasi Yang Gagal”
Oleh Bambang Pamungkas
“Pada dasarnya setiap manusia itu sama, yang membedakan mereka adalah cara berpikir, bersikap, bertindak serta bereaksi setiap individu terhadap segala permasalahan yang menghampiri mereka.”
22 Maret 2013
Malam sudah cukup larut, waktu menunjukkan pukul 23:35 malam. Dari jendela tampak di luar tengah turun hujan. Hanya gerimis memang, tapi cukup untuk membuat udara malam ini menjadi semakin dingin. Sebuah sosok berperawakan sedang bertelanjang dada, tengah duduk terpaku di pojok sebuah ruangan. Dalam suasana remang-remang di sebuah apartemen di jalan Rue de Caumartin, Paris.
Tatapan matanya kosong, raut wajahnya tampak beku, pikirannya jauh melambung membelah dingin dan basahnya langit malam ini. Dengan rambut acak-acakan serta kumis dan jenggot yang tampak mulai memanjang tak beraturan, membuat wajah orang ini tampak lusuh dan sedikit lebih tua dari umurnya.
Lelaki tersebut, tidak lain dan tidak bukan adalah Bambang Pamungkas, iya lelaki itu adalah saya sendiri. Sudah lama saya membuat keputusan ini, dan sudah lama pula sebenarnya saya ingin menulis artikel ini. Akan tetapi entah mengapa, hati saya masih merasa begitu berat untuk sekedar menyampaikannya kepada khalayak ramai.
“Pada dasarnya setiap manusia itu sama, yang membedakan mereka adalah cara berpikir, bersikap, bertindak serta bereaksi setiap individu terhadap segala permasalahan yang menghampiri mereka.”
22 Maret 2013
Malam sudah cukup larut, waktu menunjukkan pukul 23:35 malam. Dari jendela tampak di luar tengah turun hujan. Hanya gerimis memang, tapi cukup untuk membuat udara malam ini menjadi semakin dingin. Sebuah sosok berperawakan sedang bertelanjang dada, tengah duduk terpaku di pojok sebuah ruangan. Dalam suasana remang-remang di sebuah apartemen di jalan Rue de Caumartin, Paris.
Tatapan matanya kosong, raut wajahnya tampak beku, pikirannya jauh melambung membelah dingin dan basahnya langit malam ini. Dengan rambut acak-acakan serta kumis dan jenggot yang tampak mulai memanjang tak beraturan, membuat wajah orang ini tampak lusuh dan sedikit lebih tua dari umurnya.
Lelaki tersebut, tidak lain dan tidak bukan adalah Bambang Pamungkas, iya lelaki itu adalah saya sendiri. Sudah lama saya membuat keputusan ini, dan sudah lama pula sebenarnya saya ingin menulis artikel ini. Akan tetapi entah mengapa, hati saya masih merasa begitu berat untuk sekedar menyampaikannya kepada khalayak ramai.
Bambang Pamungkas Resmi Gantung Sepatu dari Timnas Indonesia
Menurut Bambang Pamungkas, keputusannya untuk pensiun dari timnas,
sudah terpikirkan sejak lama. Hal itu pula yang membuatnya memutuskan
untuk menggunakan nama Pamungkas dari sebelumnya Bambang di jersey
timnas ketika tampil di Piala AFF 2012.
“Awalnya saya pikir semuanya akan berjalan dengan mudah. Tinggal merangkai kata, upload ke blog pribadi dan kemudian di menyebarluaskan melalui akun twitter saya. Selesai perkara,” kata Bepe.
“Tetapi pada kenyataannya tidak semudah yang terpikir di benak saya. Butuh waktu lama untuk pada akhirnya saya berani untuk menulisnya. Padahal keputusan ini sudah saya ambil sejak empat bulan yang lalu. Iya, sejak empat bulan yang lalu,” sambungnya.
“Awalnya saya pikir semuanya akan berjalan dengan mudah. Tinggal merangkai kata, upload ke blog pribadi dan kemudian di menyebarluaskan melalui akun twitter saya. Selesai perkara,” kata Bepe.
“Tetapi pada kenyataannya tidak semudah yang terpikir di benak saya. Butuh waktu lama untuk pada akhirnya saya berani untuk menulisnya. Padahal keputusan ini sudah saya ambil sejak empat bulan yang lalu. Iya, sejak empat bulan yang lalu,” sambungnya.
Langganan:
Postingan (Atom)