Kata orang yang namanya belajar ya di bangku sekolah atau di universitas. Pepatah Cina mengatakan “ Tuntutlah ilmu sampe ke negri Cina” Gw mengartikan pepatah ini bahwa kita bisa belajar kok di mana aja, kapan aja dan dengan berbagai cara gak hanya harus duduk di bangku dalam sebuah pendidikan formil. Kenyataannya Gw bisa belajar banyak bersama teman-teman Jak Mania. Selama menjadi anggota The Jak banyak banget pelajaran yang Gw dapatkan dan itu sangat berguna banget baik langsung maupun gak langsung buat kehidupan gw.
No Money No Cry
Kalo kata Bob Marley “No woman no cry” tapi di The Jak Gw bisa belajar “No Money No Cry “. Buat sebagian orang emang duit seperti Tuhan, tapi disini Gw bisa membuktikan kalo ga ada uang gw bisa hidup kok, bisa ketawa bersama temen-temen. Contohnya ketika tour keluar kota dukung Persija, kita masih bisa ketawa bareng, nyanyi bareng walaupun duit yang kita bawa mungkin pas-pasan banget, setidaknya bisa lah buat beli sebungkus nasi pake tempe dan sayur walau Cuma 2 x sehari. Seneng rasanya bisa ngeliat temen-temen masih bisa tersenyum saat tour ke luar kota dengan duit pas-pasan dan kadang hasil pertandingan ga memuaskan.
Ikhlas
Pelajaran kedua tentang ikhlas. Menurut Gw, sabar itu gampang, tapi yang namanya ikhlas susah banget. Disini Gw belajar untuk ikhlas dalam menerima sesuatu yang gak sesuai dengan harapan kita. Contohnya ketika tahun 2005, dua kali Persija masuk Final lawan Persipura di Liga dan Arema di Copa, tetapi hasilnya emang ga sesuai dengan apa yang semua kita harapkan. Disitulah kita belajar untuk ikhlas dalam menerima kenyataan yang pahit
Setia
Jaman sekarang kesetiaan gampang banget dibeli. Cw bisa selingkuh karena punya gebetan yang lebih tajir atau ganteng, anggota DPR ga setia sama rakyatnya jadinya korupsi tapi The Jak mengajarkan Gw untuk setia. Haus trophy yang dialami Persija sejak tahun 2001 tidak membuat temen-temen The Jak berpaling ke klub lain (ya kalo ada yg berpaling berarti kesetiaannya diragukan ). Kita tetap setiap mendukung Persija dengan hasil apapun dan di mana pun selama itu mungkin. Kadang Gw melihat temen-temen ninggalin pekerjaan sampe di SP 3, ninggalin keluarga , bolos ujian hanya untuk sebuah kesetiaan. Contohnya The Jak Kemayoran yang menurut Gw selalu konsisten dari dulu untuk mendukung Persija di mana pun
We Are Different But One
Buat Gw The Jak itu nano-nano, karena mempunyai latarbelakang budaya, ekonomi dan social, suku dan ras yang berbeda-beda. Tapi di sini Gw bisa belajar untuk bisa menerima perbedaan dan belajar untuk memahami karakter seseorang dengan latar belakang yang berbeda dari Gw. Menerima perbedaan itu susah kawan, tapi Gw juga bingung kenapa dengan mudahnya kita bisa menerima semua perbedaan ini ketiak kita mendukung Persija. Ga peduli dia kaya atau miskin, punya pekerjaan atau ga, orang baik atau ga, Betawi atau pendatang, semuanya sama menamakan dirinya “ We Are Jak Mania”.
Namun untuk pelajaran yang satu ini menurut Gw sekarang kita sedang mengalami “DEGRADASI” karena terkadang temen-temen lupa, sehingga terlalu membanggakan kelompoknya sendiri jadinya kadang-kadang jeruk makan jeruk.
Padahal kalo temen-temen bisa memahami tulisan baju di kaos anggota The Jak Mania “ Satu Jakarta Satu” itu artinya kita itu satu yaitu JAKMANIA.
Seandainya semua temen-temen bisa berpikir seperti analogi berikut ini pasti indah. Si Otong dari Korwil Jeruk Nipis (kecil tapi kecutnya mantab), Si Mamat dari Korwil Jeruk limau, Si Udin dari Korwil Jeruk Sunkis, Si Munaroh dari Korwil Jeruk Pomtianak. Jeruk-jeruk itu kalo di satuin dalam blender pasti enak banget dan bermanfaat buat kesehatan dan gak ada lagi yang namanya Jeruk Makan Jeruk, yang ada jus Jeruk yang enak dan bermanfaat. Berbeda itu harus, tapi wajib tetap menghargai
Leader for Yourself
Menjadi pemimpin itu gak harus mempunyai bawahan. Menjadi pemimpin itu diawali gimana cara kita memimpin diri kita. Di sini Gw belajar untuk menjadi pemimpin bagi diri Gw. Dalam situasi tertentu kita harus bisa mempimpiin diri pikiran dan tindakan kita. Contohnya ketika Gw harus mengontrol pengeluaran keuangan, gimana caranya dengan bisa mengesampingkan ego untuk beli ini itu biar uangnya bisa beli tiket buat nonton Persija. Lalu ketika ada seseorang digebukin karena “katanya” si tetangga sebelah padahal belum tentu bener yang digebukin tetangga sebelah.
Ketika kita menunjuk orang lain dengan sebuah jari telunjuk kea rah mukanya, seharusnya kita harus ingat bahwa ada 3 jari lagi (kelingking, jaris manis, dan jari tengah) yang menunjuk ke arah kita. Artinya lihat lah dirimu sebelum menunjuk orang lain . Dengan kata lain jadilah pemimpin bagi dirimu sebelum menjadi pemimpin untuk orang lain
Speak !!!!
Pernah ga sih ngeliat orang pinter atau serem banget tapi ngomong di depan orang banyak aja ga berani atau ngomong Tapi gemetaran ? Di sini Gw belajar untuk menjadi seseorang yang berani ngomong di depan orang banyak. Arti berani menurut Gw bukan hanya rebut paling depan atau berani menantang lawan. Tapi salah satu arti berani yaitu “ Bicara di depan orang banyak untuk kebaikan bersama”.
Gw seneng ngeliat temen-temen berani untuk ngomong di depan orang banyak, misalnya pada saat kumpul dan rapat sub korwil. Karena Gw yakin temen-temen semua bisa jadi orang besar ketika temen-temen berani ngomong di depan orang banyak. Hal ini lah yang Gw lakuin ketika ada kumpul The Jak Barrabravas Manggarai, semua sub korwil atau perwakilan anggota harus berani dan belajar ngomong di depan orang banyak. Contohnya Ewin Gondrong, pada saat awal-awal datang rapat kalo ngomong gemetaran dan gak berani natap mata tapi sekarang udah beda, dia berani ngonmong di depan orang banyak ‘khususnya di depan cw”
Tanggung Jawab
Punya jabatan dalam suatu organisasi bukan sebuah keberhasilan mutlak . Keberhasilan itu diraih kalo kita bisa melakukan tanggung jawab kita baik sebagai seorang anggota maupun pengurus. Disini Gw bisa belajar menjadi seorang yang bertanggung jawab dan Gw rasa teman-teman juga merasakan hal itu.. Misalnya gimana cara kita bertanggung jawab dalam mengelola uang kas, mengelola uang tiket, uang bis yang jumlahnya gak sedikit.
Seorang manajer di sebuah perusahaan mungkin hanya mempunyai karyawan sebanyak 50 orang. Tapi seorang korwil bisa mempunyai anggota lebih dari itu bahkan ratusan. Makanya kita harus seneng dan bangga ketika bisa belajar bertanggung jawab dalam mendukung Persija. Bukannya malah ngeluh “ ah repot ngapain sih ada laporan keuangan tiap nonton Persija, kita kan supporter bukan panpel”
Tulisan Gw di atas bukannya sesi curhat, tapi sebagai bentuk motivasi buat temen-temen bahwa sebenarnya kita mendukung Persija sambil Belajar. Bukan berarti belajar di pendidikan formil itu gak perlu, itu tetap perlu. Kita harus buktiiin bahwa mendukung Persija bersama The Jak Mania itu bukan hanya ribut atau ngejarah (seperti yang diberitakan di berbagai media), tetapi juga banyak sisi positifnya salah satunya yaitu BELAJAR.
Adji - Barrabravas Manggarai
Keren banget bro kata"nya menyentuh hati banget,,
BalasHapus